![]() |
Peran Muhammadiyah dalam Pendidikan Indonesia |
Peran dan
kiprah Muhammadiyah bagi Bangsa Indonesia secara resmi telah diakui sejak lama
oleh semua orang, termasuk oleh pemerintah pada era presiden Soekarno yaitu
sejak tahun 1961 dengan mengangkat KH Ahmad Dahlah sebagai pahlawan nasional.
Pengangkatan KH Ahmad Dahlan sebagai pahlawan nasional membuktikan pengakuan
atas kepeloporan Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sebagaimana dikemukakan dalam Surat Keputusan Presiden Soekarno Nomor 657 tahun
1961. Muhammadiyah dinilai oleh pemerintah telah menjadi pelopor kebangkitan
umat Islam Indonesia untuk menyadari nasibnya yang masih harus belajar dan
berbuat. Muhammadiyah juga telah memberikan ajaran Islam yang murni yang
menuntut kemajuan, kecerdasan dan beramal bagi masyarakat dan umat dengan
memelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang sangat diperlukan bagi
kebangkitan dan kemajuan bangsa. Muhammadiyah juga memelopori kebangkitan kaum
perempuan dalam bidang pendidikan dan bergaul secara sosial setara dengan kaum
laki-laki.
Pendidikan yang
dilaksanakan oleh Muhammadiyah merupakan salah satu dari bentuk dan jenis Amal
Usaha Persyarikatan, yang struktur kelembagaannya bersifat formal, berjenjang
dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Adapun bentuk, jenis,
dan tingkat pendidikan Muhammadiyah itu pada hakikatnya merupakan
perwujudan dari pengembangan misi Muhammadiyah khususnya dalam
bidang pendidikan, yang terkait secara substansial dengan pendidikan Islam yang
berlandaskan Al-Quran dan Sunnah sebagaimana menjadi paham agama dalam
Muhammadiyah, maupun secara kesejahteraan terkait pula dengan gagasan-gagasan
dasar K.H. Ahmad Dahlan dalam merintis dan membangun pendidikan Muhammadiyah.
Pendidikan
Muhammadiyah memiliki keterkaitan dengan keprihatinan pendiri Muhammadiyah yang
berkaitan dengan
1. Ajaran Islam
dilaksanakan tidak secara murni bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, bahkan
tercampur dengan praktik-praktik syirik, bid’ah, dan khurafat.
2.Lembaga-lembaga
pendidikan Islam tidak lagi dapat memenuhi tuntutan jaman akibat dari pengaruh luar
dan,
3. Keadaan umat
Islam yang sangat menyedihkan dalam bidang sosial, ekonomi, politik,
kultural, sebagai akibat dari penjajahan.
K.H. Ahmad
Dahlan merintis usaha pengembangan sistem pendidikan Islam modern yang kemudian
menjadi alam pikiran umat Islam di belakang hari, karena melihat dualisme
pendidikan yang diterapkan di Indonesia pada masa kolonial. Di satu fihak
terdapat sistem pendidikan pondok pesantren di lingkungan umat Islam yang
tradisional dan terisolasi dari perkembangan jaman, di pihak lain terdapat
sistem pendidikan Barat yang diselenggarakan pemerintah kolonial Belanda yang
sekuler yang sejak tahun 1817 melarang agama diajarkan di sekolah-sekolah
pemerintah kolonial.
Dalam
pandangan K.H. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah perlu mengembangkan pendidikan Islam
yang dapat melahirkan
(1) manusia
yang alim dalam ilmu agama,
(2) yang
berpandangan luas, dengan memiliki ilmu pengetahuan umum,
(3) siap
berjuang mengabdi untuk kegiatan Muhammadiyah dalam menyantuni nilai-nilai
keutamaan pada masyarakat (Rosyidi, 1984:49).
Sejak itu terus
dikembangkan pendidikan Muhammadiyah, dan secara konsepsional pada tahun 1975
dirumuskan tujuan pendidikan Muhammadiyah sebagai berikut:
- terwujudnya pada diri sendiri, dan berguna bagi masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dan
- memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk pembangunan masyarakat dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan
Pendidikan Muhammadiyah tersebut kemudian disempurnakan rumusan redaksionalnya
yang disesuaikan dengan adanya perubahan rumusan tujuan Muhammadiyah pada tahun
1985.
Semangat yang
ditunjukan Muhammadiyah yang lahir untuk mementingkan pendidikan dan pengajaran
yang berdasarkan Islam, baik pendidikan di sekolah/madrasah ataupun pendidikan
dalam masyarakat. Maka tidak heran sejak berdirinya Muhammadiyah membangun
sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dan mengadakan tabligh-tabligh, bahkan juga
menerbitkan buku-buku dan majalah-majalah yang berdasarkan islam. Diantara
sekolah-sekolah Muhammadiyah yang tertua dan jasanya ialah:
1. Kweekschool
Muhammadiyah Yogya.
2. Mu’allimin
Muhammadiyah, Solo, Jakarta.
3. Mu’allimat
Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Zu’ama/Za’imat
Yogyakarta.
5. Kuliyah
Mubaligin/mubalighat, padang panjang.
6. Tablighschool
Yogyakarta.
7. H.I.K
Muhammadiyah Yogya.
-
PrevoiusBedah Kitab al-Muwafaqot al-Syatibi
-
Next
ustadz ziyad terimakasih hhe
BalasHapushaturnuhun
BalasHapushaturnuhun
BalasHapus