Buku Khutbah Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah |
أَشْهدُ أَنْ لاَإَلَهَ
إِلاَّللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَ
رَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ.
اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ وَلآَهُ.
ياَأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاتَّقُواللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
ياَأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِزَالًا كَثِيْرًا وَ نِسِاءً
وَاتَّقُوْاللهَ الَّذِيْ تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالْاَرْهَامِ إِنَّ اللهَ كاَنَ عَلَيْكُمْ
رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهاالَّذِيْنَ آمَنُوْاتَّقُوْ اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا.
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ
اللهَ وَ رَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيْمًا.
Sidang
jama’ah juma’at yang Insya Allah diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Marilah kita
senatiasa memuja Allah SWT. dengan beribadah hanya kepada-Nya
semantap-mantapnya, yang tentunya ibadah tersbut sesuai dengan apa yang
diajarkan Allah kepada Nabi dan Rasul kita, Muhammad SAW. Kemudian, marilah
kita senatiasa memuji Allah SWT. dengan mengucapkan rasa syukur dengan
melafalkan lafal tahmid yaitu Alhamdulillahi rabbil’alamin melalui lisan kita atas limpahan ni’mat yang
diberikan Allah SWT pada kita supaya kita tidak termasuk orang-orang yang
mengkufuri ni’mat Allah SWT. Juga tak lupa marilah kita selalu memohon
pertolongan ,meminta ampun kepada Allah SWT dari kesalahan-kesalahan yang telah
kita lakukan.
Shalawat
serta salam marilah senatiasa kita ucapkan kepada Rasul dan Nabiyullah yaitu
Muhammad SAW. Yaitu sebagai panutan, contoh suritauladan, uswatunhasanah bagi kita dalam hal ‘ibadah, berkeluarga, dalam bermasyarakat, dan
bahkan dalam bernegara.
Dan tak
lupa pula Khatib mewasiatkan, khususnya pada diri khatib sendiri dan umumnya
kepada kita semuanya untuk selalu menjaga iman dan taqwa kita dengan
membiasakan diri memperbanyak istighfar dan memperbanyak amal shaleh sebagai bekal
untuk akhirat nantinya.
Sidang jama’ah Jum’at yang Insya Allah
diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Allah SWT.
telah memberikan kepada manusia selaku hamba-hamba-Nya beberapa potensi, potensi yaitu kemampuan atau kekuatan yang
sangat berperan agar manusia dapat menjalani hidup di kehidupan dunia ini.
Adapun potensi-potensi tersebut antara lain :
1.
Al-‘aqlu
(Akal)
2.
Al-Qalbu
(Hati)
3.
An-Nafsu
(Nafsu)
4.
Al-Jismu
(Jasmani atau anggota tubuh).
Adapun
Al-‘aqlu (akal) digunakan untuk berfikir kemudian, Al-Qalbu (hati) digunakan
untuk merasa kemudian, An-Nafsu (nafsu) digunakan untuk mendorong melakukan
sesuatu hal dan Al-Jismu (anggota tubuh) digunakan sebagai alat pelaksana suatu
perbuatan yang akan kita lakukan .
Keempat potensi tersebut haruslah kita gunakan ke arah dan dengan cara yang baik dan benar
untuk tujuan yang baik dan benar pula.
Sidang jama’ah Jum’at yang Insya Allah
diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Pada
Khutbah kali ini marilah kita berintropeksi diri dan lebih mengenal lagi pada
potensi An-Nafsu (nafsu) yang telah diberikan oleh Allah SWT. An-Nafsu (nafsu) memang sangat banyak mewarnai kita di dalam kehidupan ini,
baik dengan nafsu itu ia membuat warna hidupnya menjadi indah atau malah dengan
nafsu itu membuat rusak atau tidak indah warna hidupnya. Sebagai ummat islam
yang beriman yang insya Allah bertaqwa tentu kita berharap bahwa kita memiliki
warna yang indah yang kita buat dari nafsu itu. Bukan malah sebaliknya hanya
karena nafsu yang tidak terkontrol dan tidak terjaga yang malah menjadikan kita
berbuat seenaknya sendiri tanpa berfikir apakah itu akan merusak apakah nafsu itu akan menimbulkan dosa atau
tidak. Hal seperti itulah yang mungkin sering terjadi dalam kehidupan misalnya
ketika kita makan, hanya karena nafsu belaka kita sering tidak memikirkan
apakah yang kita makan itu baik atau bahkan kita tidak berfikir apakah makanan
itu halalan thoyyiban yaitu halal lagi
baik bagi kita, atau bahkan dalam banyak hal lain yang karena nafsu kita
terperdaya sehingga terjatuh dalam keburukan, dosa bahkan kesesatan.
Sidang jama’ah Jum’at yang Insya Allah
diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Berdasarkan
Al Qur an secara garis besar ada tiga (3) macam pembagian An-Nafsu (nafsu) :
1.
al-Nafsu
al-Lawwamah. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Qiyamah (75) : 25-
وَلَآاُقْسِمُ بِالنَّفْسِ
اللَّوَّامَةِ
اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ
اَلَّنْ نُّجْمَعَ عِظَامَه
بَلَى قَادِرِيْنَ عَلى
اَنْ نُّسَوِّيَ بَنَا نَه
بَلْ يُرِيْدُ الْاِنْسَانُ
لِيَفْجُرَامَاه
Artinya :
“ Dan Aku
bersumpah demi nafsullawwamah (nafsu yang selalu menyesali dirinya sendiri).
Apakah manusia mengira bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang
belulangnya ?. (bahkan) kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan
sempurna. Tetapi manusia hendak membuat maksiat itu terus-menerus.”
Nafsullawwamah
yaitu Nafsu berupa kemampuan serta kemauan menolak untuk tidak melakukan
perbuatan Fujur atau perbautan dosa.
Namun Pada level nafsullawaamah ini tidak segera kita meninggalkan
perbuatan fujur itu, kita masih mengulur waktu sehingga mejadi lalai dan
teledor. Sehingga sering membuat kita
bimbang dan akhirnya menimbulkan penyesalan.
1. Al-Nafsu Ammarah bi
al-Suu : yaitu nafsu yang mendorong kepada kejahatan oleh karena nafsu ini maka
orangnya tidak lagi menggunakan al-‘Aqlu (akal) dan al-Qalbu (hati) secara
sinerji (terpadu atau serasi), sehingga hanya nafsulah yang diikuti, bahkan
nafsu itu telah menjadi tuhan bagi orang yang memiliknya. Manusia seperti itu
disebutkan dalam al-Qur an lebih rendah derajatnya dari binatang Naudju
billahi min djalika.
Allah SWT
berfirman dalam QS Yusuf (12) : 53
وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَة بِاالسُّوْءِ
اِلَّامَارَحِمَ رَبِّيْ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْررَحِيْم
Artinya :
“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari
kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan,
kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh rabku. Sesungguhnya rabku Maha
pengampun Maha penyayang.”
2. al-Nafsu
al-Muthma’innah (nafsu/ jiwa yang tenang)
Allah SWT berfirman
dalam QS Al-Fajr(89): 23-30
يَاآيُّهَاالنَّفْسُ المُطْمَإِنَّةُ .اِرْجِعِيْ
اِلى رَبِّكِ رَاضِيِةً مَّرْضِيَّة. فَادْخُلِي فِي عِبَادِيْ .وَادْخُلِيْ جَنَّةِيْ
Artinya :
“Wahai
sekelian nafsulmuthma’innah (jiwa yang tenang). Kembalilah kepada Rab-Mu dengan
hati yang ridha dan ridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku.
Dan masuklah kedalam surga-Ku.”
Nafsulmuthma’innah ini adalah nafsu yang membawa kita kepada ketenangan
dan ketentraman jiwa, yaitu ketika kita mampu menggunakan al-‘Aqlu (akal) dan
al-Qalbu (hati) pada posisi yang pas, serasi dan saling bersinerji sehingga
menghasilkan nafsu yang tenang, tentram dan teduh yang jauh dari keinginan yang
berlebihan yang pasti nafsulmuthma’innah
ini sangat kita inginkan dalam hidup ini.
Sidang jama’ah Jum’at yang Insya Allah
diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Allah SWT.
berfirman dalam QS An-Nazi’at (79): 40-41
وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسُ عَنِ الْهَوَى .فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ المَأْوَى
Artinya :
“Dan adapun
orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabnya dan menahan diri dari keinginan (hawa nafsunya),. Maka sungguh
surgalah tempat tinggalnya.”
Dari ayat
tersebut kita dapat mengetahui sungguh sangat beruntunglah bagi orang-orang
yang dapat menahan nafsunya karena ia akan medapatkan ganjaran surga dari Allah
SWT. Ayat ini juga tentu secara tidak langsung memerintahkan kepada kita untuk
harus benar-benar bisa menahan serta menjaga nafsu kita.
Sidang jama’ah Jum’at yang Insya Allah
diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Dari
ketiga macam nafsu tadi tentu yang kita harapkan adalah kita dapat memiliki
nafsulmuthm’innah yang apabila kita sudah memilikinya betapa indahya kehidupan
kita ini karena segala apa yang akan kita lakukan tidak kita lakukan begitu saja
akan tetapi bisa kita pertimbangkan terlebih dahulu dengan akal dan hati kita
sehingga muncullah nafsulmuthma’innah itu kemudian dengan nafsulmuthma’innah
itulah kita insya Allah menjadi orang-orang beriman yang telaten dan beruntung.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم
ونفعني واياكم بما فيه من الآيات والذكرالحكيم
وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو
هلسميع العليم
Khtubah
kedua :
إنَّ
الْحَمْدَلِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرْهُ
وَنَعُوْذُبِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَاوَمِنْ سَيِّىىَاتِ أَعْمَالِنَا.مَنْ يَهْدِاللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ.
أَشْهدُ
أَنْ لاَإَلَهَ إِلاَّللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ.
اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ وَلآَهُ.
فَيَا
عِبَادَاللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَاللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
Sidang jama’ah Jum’at yang Insya Allah
diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Sebagai
orang-orang yang beriman, apalagi
orang beiman yang memiliki ilmu tentu
kita harus mampu menggunakan potensi-potensi yang telah diberikan Allah SWT
dengan baik, benar dan poten-potensi berada pada jalan yang sesuai dengan apa
yang telah digariskan Allah SWT.
Semoga
khutbah ini dapat menyadarkan kita semua betapa pentingnya bagi kita menjaga
potensi-potensi itu terutama potensi nafsu. Marilah kita meminta kepada Allah
semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki jiwa yang tenang
(nafsulmuthma’innah).
إِنَّ اللهَ
وَمَلائِكَتَهُ يُصَلَّونَ عَلَى الَّنِبْيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فَيَا قَاضِيَ
الْحَاجَاتِ.
اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ شُكْرَنِعْمَتِكَ وَ حُسْنِ
عِبَادَتِكَ وَ نَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيْمًا وَ لِسَانًا صَادِقًا
رَبَّنَا ظَلَمْنَا
أَنْفُسَنَا وَ إِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَ تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ
رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلَامٌ عَلى الْمُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ
لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
No Comment to " Khutbah Jumat # Menjaga Potensi Nafsu "