News Ticker

Khutbah Jumat # Menjaga Potensi Nafsu

By Unknown - Kamis, 26 Desember 2013 No Comments
Buku Khutbah Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah
إنَّ الْحَمْدَلِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرْهُ وَنَعُوْذُبِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَاوَمِنْ سَيِّىىَاتِ أَعْمَالِنَامَنْ يَهْدِاللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ.
أَشْهدُ أَنْ لاَإَلَهَ إِلاَّللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآَهُ.
ياَأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاتَّقُواللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
ياَأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِزَالًا كَثِيْرًا وَ نِسِاءً وَاتَّقُوْاللهَ الَّذِيْ تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالْاَرْهَامِ إِنَّ اللهَ كاَنَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهاالَّذِيْنَ آمَنُوْاتَّقُوْ اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا.
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ  فَوْزًا عَظِيْمًا.

Sidang jama’ah juma’at yang Insya Allah diridhai dan dirahmati Allah SWT.

Marilah kita senatiasa memuja Allah SWT. dengan beribadah hanya kepada-Nya semantap-mantapnya, yang tentunya ibadah tersbut sesuai dengan apa yang diajarkan Allah kepada Nabi dan Rasul kita, Muhammad SAW. Kemudian, marilah kita senatiasa memuji Allah SWT. dengan mengucapkan rasa syukur dengan melafalkan lafal tahmid yaitu Alhamdulillahi rabbil’alamin  melalui lisan kita atas limpahan ni’mat yang diberikan Allah SWT pada kita supaya kita tidak termasuk orang-orang yang mengkufuri ni’mat Allah SWT. Juga tak lupa marilah kita selalu memohon pertolongan ,meminta ampun kepada Allah SWT dari kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan.
Shalawat serta salam marilah senatiasa kita ucapkan kepada Rasul dan Nabiyullah yaitu Muhammad SAW. Yaitu sebagai panutan, contoh suritauladan, uswatunhasanah bagi  kita dalam hal  ‘ibadah, berkeluarga, dalam bermasyarakat, dan bahkan dalam bernegara.
Dan tak lupa pula Khatib mewasiatkan, khususnya pada diri khatib sendiri dan umumnya kepada kita semuanya untuk selalu menjaga iman dan taqwa kita dengan membiasakan diri memperbanyak istighfar dan memperbanyak amal shaleh sebagai bekal untuk akhirat nantinya.

Sidang jama’ah Jum’at yang Insya Allah diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Allah SWT. telah memberikan kepada manusia selaku hamba-hamba-Nya beberapa potensi,  potensi yaitu kemampuan atau kekuatan yang sangat berperan agar manusia dapat menjalani hidup di kehidupan dunia ini. Adapun potensi-potensi tersebut antara lain :
1.      Al-‘aqlu (Akal)
2.      Al-Qalbu (Hati)
3.      An-Nafsu (Nafsu)
4.      Al-Jismu (Jasmani atau anggota tubuh).
Adapun Al-‘aqlu (akal) digunakan untuk berfikir kemudian, Al-Qalbu (hati) digunakan untuk merasa kemudian, An-Nafsu (nafsu) digunakan untuk mendorong melakukan sesuatu hal dan Al-Jismu (anggota tubuh) digunakan sebagai alat pelaksana suatu perbuatan yang akan kita  lakukan . Keempat potensi tersebut haruslah kita gunakan ke  arah dan dengan cara yang baik dan benar untuk tujuan yang baik dan benar pula.

Sidang jama’ah Jum’at yang Insya Allah diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Pada Khutbah kali ini marilah kita berintropeksi diri dan lebih mengenal lagi pada potensi An-Nafsu (nafsu) yang telah diberikan oleh Allah SWT.  An-Nafsu (nafsu) memang sangat  banyak mewarnai kita di dalam kehidupan ini, baik dengan nafsu itu ia membuat warna hidupnya menjadi indah atau malah dengan nafsu itu membuat rusak atau tidak indah warna hidupnya. Sebagai ummat islam yang beriman yang insya Allah bertaqwa tentu kita berharap bahwa kita memiliki warna yang indah yang kita buat dari nafsu itu. Bukan malah sebaliknya hanya karena nafsu yang tidak terkontrol dan tidak terjaga yang malah menjadikan kita berbuat seenaknya sendiri tanpa berfikir apakah itu akan merusak  apakah nafsu itu akan menimbulkan dosa atau tidak. Hal seperti itulah yang mungkin sering terjadi dalam kehidupan misalnya ketika kita makan, hanya karena nafsu belaka kita sering tidak memikirkan apakah yang kita makan itu baik atau bahkan kita tidak berfikir apakah makanan itu halalan thoyyiban yaitu halal lagi  baik bagi kita, atau bahkan dalam banyak hal lain yang karena nafsu kita terperdaya sehingga terjatuh dalam keburukan, dosa bahkan kesesatan.

Sidang jama’ah Jum’at yang Insya Allah diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Berdasarkan Al Qur an secara garis besar ada tiga (3) macam pembagian An-Nafsu (nafsu) :
1.      al-Nafsu al-Lawwamah. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Qiyamah (75) : 25-
وَلَآاُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَلَّنْ نُّجْمَعَ عِظَامَه
بَلَى قَادِرِيْنَ عَلى اَنْ نُّسَوِّيَ بَنَا نَه
بَلْ يُرِيْدُ الْاِنْسَانُ لِيَفْجُرَامَاه

Artinya :
Dan Aku bersumpah demi nafsullawwamah (nafsu yang selalu menyesali dirinya sendiri). Apakah manusia mengira bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya ?. (bahkan) kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna. Tetapi manusia hendak membuat maksiat itu terus-menerus.”
Nafsullawwamah yaitu Nafsu berupa kemampuan serta kemauan menolak untuk tidak melakukan perbuatan Fujur atau perbautan dosa.  Namun Pada level nafsullawaamah ini tidak segera kita meninggalkan perbuatan fujur itu, kita masih mengulur waktu sehingga mejadi lalai dan teledor. Sehingga  sering membuat kita bimbang dan akhirnya menimbulkan penyesalan.
1.      Al-Nafsu Ammarah bi al-Suu : yaitu nafsu yang mendorong kepada kejahatan oleh karena nafsu ini maka orangnya tidak lagi menggunakan al-‘Aqlu (akal) dan al-Qalbu (hati) secara sinerji (terpadu atau serasi), sehingga hanya nafsulah yang diikuti, bahkan nafsu itu telah menjadi tuhan bagi orang yang memiliknya. Manusia seperti itu disebutkan dalam al-Qur an lebih rendah derajatnya dari binatang Naudju billahi min djalika.
Allah SWT berfirman dalam QS Yusuf (12) : 53
وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَة بِاالسُّوْءِ اِلَّامَارَحِمَ رَبِّيْ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْررَحِيْم
Artinya :
Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh rabku. Sesungguhnya rabku Maha pengampun Maha penyayang.”
2.      al-Nafsu al-Muthma’innah (nafsu/ jiwa yang tenang)
Allah SWT berfirman dalam QS Al-Fajr(89): 23-30
يَاآيُّهَاالنَّفْسُ المُطْمَإِنَّةُ .اِرْجِعِيْ اِلى رَبِّكِ رَاضِيِةً مَّرْضِيَّة. فَادْخُلِي فِي عِبَادِيْ .وَادْخُلِيْ جَنَّةِيْ

 Artinya :
“Wahai sekelian nafsulmuthma’innah (jiwa yang tenang). Kembalilah kepada Rab-Mu dengan hati yang ridha dan ridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah kedalam surga-Ku.”
Nafsulmuthma’innah ini adalah nafsu yang membawa kita kepada ketenangan dan ketentraman jiwa, yaitu ketika kita mampu menggunakan al-‘Aqlu (akal) dan al-Qalbu (hati) pada posisi yang pas, serasi dan saling bersinerji sehingga menghasilkan nafsu yang tenang, tentram dan teduh yang jauh dari keinginan yang berlebihan  yang pasti nafsulmuthma’innah ini sangat kita inginkan dalam hidup ini.

Sidang jama’ah Jum’at yang Insya Allah diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Allah SWT. berfirman dalam QS An-Nazi’at (79): 40-41
وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسُ عَنِ الْهَوَى .فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ المَأْوَى
Artinya :
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabnya dan menahan diri  dari keinginan (hawa nafsunya),. Maka sungguh surgalah tempat tinggalnya.”
Dari ayat tersebut kita dapat mengetahui sungguh sangat beruntunglah bagi orang-orang yang dapat menahan nafsunya karena ia akan medapatkan ganjaran surga dari Allah SWT. Ayat ini juga tentu secara tidak langsung memerintahkan kepada kita untuk harus benar-benar bisa menahan serta menjaga nafsu kita.

Sidang jama’ah Jum’at yang Insya Allah diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Dari ketiga macam nafsu tadi tentu yang kita harapkan adalah kita dapat memiliki nafsulmuthm’innah yang apabila kita sudah memilikinya betapa indahya kehidupan kita ini karena segala apa yang akan kita lakukan tidak kita lakukan begitu saja akan tetapi bisa kita pertimbangkan terlebih dahulu dengan akal dan hati kita sehingga muncullah nafsulmuthma’innah itu kemudian dengan nafsulmuthma’innah itulah kita insya Allah menjadi orang-orang beriman yang telaten dan beruntung.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم
ونفعني واياكم بما فيه من الآيات والذكرالحكيم
 وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو هلسميع العليم

Khtubah kedua :

إنَّ الْحَمْدَلِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرْهُ وَنَعُوْذُبِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَاوَمِنْ سَيِّىىَاتِ أَعْمَالِنَا.مَنْ يَهْدِاللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ.
أَشْهدُ أَنْ لاَإَلَهَ إِلاَّللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآَهُ.
فَيَا عِبَادَاللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَاللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Sidang jama’ah Jum’at yang Insya Allah diridhai dan dirahmati Allah SWT.
Sebagai orang-orang  yang beriman, apalagi orang  beiman yang memiliki ilmu tentu kita harus mampu menggunakan potensi-potensi yang telah diberikan Allah SWT dengan baik, benar dan poten-potensi berada pada jalan yang sesuai dengan apa yang telah digariskan Allah SWT.
Semoga khutbah ini dapat menyadarkan kita semua betapa pentingnya bagi kita menjaga potensi-potensi itu terutama potensi nafsu. Marilah kita meminta kepada Allah semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki jiwa yang tenang (nafsulmuthma’innah).

إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلَّونَ عَلَى الَّنِبْيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ شُكْرَنِعْمَتِكَ وَ حُسْنِ عِبَادَتِكَ وَ نَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيْمًا وَ لِسَانًا صَادِقًا
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَ إِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَ تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلَامٌ عَلى الْمُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.


No Comment to " Khutbah Jumat # Menjaga Potensi Nafsu "