Ada sebuah pelajaran penting yang saya dapati semalaman, ketika ada dalam
sebuah forum pengajian di masyarakat. Sebuah pelajaran tentang paradigma
memandang orang lain disekitar kita. Paradigma tentang...ah, sangat terlalu.
Mengesankan. Apalagi ditambah setelah saya membaca sebuah tulisan senior saya
dalam sebuah note kecil, ringan tapi berrbobot dan tajam sekali.
Saya yakin
yang membacanya pasti akan berkomentar mengiyakan. Dibangun dengan sebuah dasar
pemikiran yang kuat dan dibalut dengan bahasa ringan jenaka membuat tulisannya
enak dan renyah dibaca siapa saja, termasuk yang berkualifi pas-pasan seperti
saya. Tapi yang membuat saya kagum dan mengernyitkan dahi adalah logikanya yang
mantap dan konklusinya yang sangat sepadan plus relevan dengan saat ini. Saya
pikir beliau pas sekali dengan alam pikirnya yang notabene (saya benci bilang
ini) tapi dia memang punya bakat dalam hal itu, menurutku.
Oke berhenti sampai disini. Sebenarnya bukan ini bahasan kita saat ini. Oke. Kemarin malam dalam sebuah forum acara pengajian, ada seorang kakek-kakek tua yang menurutnya sudah berumuran 71 th, Saya pikir sudah cukup tua untuk seorang laki-laki. Dan penilaian saya beliau bukanlah apa-apa. Hanya masyarakat biasa yang ikut bersuka ria ke forum pengajian. Tapi tunggu, ternyata saya salah besar. Saya benar-benar tidak sadar tentang beliau. Pikiran saya bergejolak ketika pembawa acara mempersilahkan pengisi materinya adalah kakek tersebut. Alamaaak.
Ternyata saya sudah salah besar dalam menilai, membuat paradigma yang salah. Tapi memang cukup bisa dimaklumi orang yang baru kenal dan belum pernah bertemu membuat paradigma yang berbeda seperti saya. Tentunya otak saya membuat paradigma seperti itu bukan tanpa basis pemikiran yang mendasar. Orang dia pakaiannya lusuh, kuno dan (maaf) sudah kagak zamannya lagi. Memang terkadang kita akan salah memandang, menilai. Persepsi kita terbatas hanya pada yang kita ketahui saja. Sudud pandang kita hanya mencakup apa yang kita fikirkan dan rasakan. Terkadang kita memang perlu memijat pikiran kita dan memutar mata kita sejauh pandang untuk melihat sisi lain. Pastinya haruss begitu.
bagus gan sastranya
BalasHapushttp://www.scairelys.com/
Makasih gan.
BalasHapuskeren sastranya..
BalasHapuscomment back > http://akisada-ryo.blogspot.com/
kunjungan perdana nih gan,mantap..
BalasHapusCukup lumayan artikelnya..sip. Mantap.
BalasHapusCukup lumayan artikelnya..sip. Mantap.
BalasHapus