
Sobat, saya teringat betapa menderitanya Amar bin Yasir yang disiksa oleh
para pembesar Quraisy ketika awal-awal Islam berkembang di kota Mekkah. Nggak hanya
itu, beliau harus rela menyaksikan kedua ortunya gugur sebagai syuhada di depan
mata kepalanya sendiri. Kita juga bisa meneladani bagaimana pula pengorbanan
Bilal bin Rabbah yang rela dijemur di siang hari yang panas dan tubuhnya
ditindih batu, sementara pasir di bawahnya terasa membakar kulitnya. Tapi,
subhanallah, Bilal sanggup melewatinya dengan kesabaran dan keimanan yang tetap
menancap di hatinya.
Tahukah sobat tentang potongan sejarah yang mengharu biru, sejarah sendiri
telah mencatat tinta emasnya. Sebuah kisah yang sangat fenomenal, yang sangat
kuat mencengkeram jantungnya jantung perjuangan dakwah ini, itulah kisahnya ibnu
Taimiyah rahimahullah. Kesabaran beliau sangat luar biasa. Dalam
berdakwah beliau tidak kenal lelah, menyerukan ketinggian keliamat-kalimat
ilahi. Dakwah beliau sangat kencang dan gencar. Teringat sekali ucapan khas
beliau, “jika mereka memenjarakanku maka penjara itu menjaadi tempatku
berkhalwat dengan tuhanku, jika mereka membuangku maka disanalah tempatku
bertamasya, jika mereka membunuhku sebagai syahid aku disambut”, kurang
lebih kata-katanya semisal itu. Memang luar biasa sekali mujadid sekaigus
mujahaid kita satu ini.
Resiko membuat kita bisa mempertimbangkan keadaan. Apakah seorang pencuri
yang sedang mencuri tidak punya resiko? Apakah seorang pembunuh tidak
mempertimbangkan resiko? Apakah seorang pilot kapal tidak punya resiko? Apakah
pekerjaan yang kalian geluti sekarang tidak punya resiko? Dan apakah mereka
semua tidak mempertimbangkan resikonya?. Saya yakin pasti mereka tahu resikonya
masing-masing. Entah itu disadari atau tidak, tapi itulah sebuah resiko.
Dalam kancah dakwah juga begitu, penuh dengan resiko. Bukan saya mengajak
anda untuk tidak berani mengambil resiko, tapi bagaimana kita bisa mengambil
resiko tersebut dengan manajemen resiko penuh. Maka beruntunglah kamu kamu yang
sebagai aktipis dakwah islam, yang berani mengambil resiko hidup ini. Orang-orang
langka seperti kalianlah yang ditunggu-tunggu umat ini. Jadilah generasi guraba
yang dibanggakan oleh nabi. Seiring dengan perkembagan zaman yang semakin lama
semakin mendesak arus agama dan berkiblat kembali kemasa jahili, aktifitas
dakwah akan semakin meruncing tajam. Bahkan suatu saat kalian pasti akan
menemui sebuah kendala seperti menegakkan benang basah, tapi itulah sebuah
keniscayaan dakwah ini. Itulah yang sedang kalian pilih dan kalian jalani pada
detik ini. Maka beruntunglah kalian yang telah berani memillh aktifitas dakwah
ini. Barakallulna.
No Comment to " Resiko, Sebuah Keniscayaan Sejarah Dakwah "