News Ticker

Peran Muhammadiyah dalam Pendidikan Indonesia

By Unknown - Selasa, 20 Mei 2014 3 Comments
Peran Muhammadiyah dalam Pendidikan Indonesia
Peran dan kiprah Muhammadiyah bagi Bangsa Indonesia secara resmi telah diakui sejak lama oleh semua orang, termasuk oleh pemerintah pada era presiden Soekarno yaitu sejak tahun 1961 dengan mengangkat KH Ahmad Dahlah sebagai pahlawan nasional. Pengangkatan KH Ahmad Dahlan sebagai pahlawan nasional membuktikan pengakuan atas kepeloporan Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana dikemukakan dalam Surat Keputusan Presiden Soekarno Nomor 657 tahun 1961. Muhammadiyah dinilai oleh pemerintah telah menjadi pelopor kebangkitan umat Islam Indonesia untuk menyadari nasibnya yang masih harus belajar dan berbuat. Muhammadiyah juga telah memberikan ajaran Islam yang murni yang menuntut kemajuan, kecerdasan dan beramal bagi masyarakat dan umat dengan memelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang sangat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa. Muhammadiyah juga memelopori kebangkitan kaum perempuan dalam bidang pendidikan dan bergaul secara sosial setara dengan kaum laki-laki.

Pendidikan yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah merupakan salah satu dari bentuk dan jenis Amal Usaha Persyarikatan, yang struktur kelembagaannya bersifat formal, berjenjang dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Adapun bentuk, jenis, dan tingkat pendidikan Muhammadiyah itu pada hakikatnya merupakan perwujudan  dari pengembangan misi Muhammadiyah khususnya dalam bidang pendidikan, yang terkait secara substansial dengan pendidikan Islam yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah sebagaimana menjadi paham agama dalam Muhammadiyah, maupun secara kesejahteraan terkait pula dengan gagasan-gagasan dasar K.H. Ahmad Dahlan dalam merintis dan membangun pendidikan Muhammadiyah.

Pendidikan Muhammadiyah memiliki keterkaitan dengan keprihatinan pendiri Muhammadiyah yang berkaitan dengan
1. Ajaran Islam dilaksanakan tidak secara murni bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, bahkan tercampur dengan praktik-praktik syirik, bid’ah, dan khurafat.
2.Lembaga-lembaga pendidikan Islam tidak lagi dapat memenuhi  tuntutan jaman  akibat dari  pengaruh  luar dan,
3. Keadaan umat Islam yang sangat menyedihkan  dalam bidang sosial, ekonomi, politik, kultural, sebagai akibat dari penjajahan.

K.H. Ahmad Dahlan merintis usaha pengembangan sistem pendidikan Islam modern yang kemudian menjadi alam pikiran umat Islam di belakang hari, karena melihat dualisme pendidikan yang diterapkan di Indonesia pada masa kolonial. Di satu fihak terdapat sistem pendidikan pondok pesantren di lingkungan umat Islam yang tradisional dan terisolasi dari perkembangan jaman, di pihak lain terdapat sistem pendidikan Barat yang diselenggarakan pemerintah kolonial Belanda yang sekuler yang sejak tahun 1817 melarang agama diajarkan di sekolah-sekolah pemerintah kolonial.

Dalam pandangan K.H. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah perlu mengembangkan pendidikan Islam yang dapat melahirkan
(1) manusia yang alim dalam ilmu agama,
 (2) yang berpandangan luas, dengan memiliki ilmu pengetahuan umum,
 (3) siap berjuang mengabdi untuk kegiatan Muhammadiyah dalam menyantuni nilai-nilai keutamaan pada masyarakat (Rosyidi, 1984:49).

Sejak itu terus dikembangkan pendidikan Muhammadiyah, dan secara konsepsional pada tahun 1975 dirumuskan tujuan pendidikan Muhammadiyah sebagai berikut:
  1. terwujudnya pada diri sendiri, dan berguna bagi masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dan
  2. memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk pembangunan masyarakat dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Tujuan Pendidikan Muhammadiyah tersebut kemudian disempurnakan rumusan redaksionalnya yang disesuaikan dengan adanya perubahan rumusan tujuan Muhammadiyah pada tahun 1985.

Semangat yang ditunjukan Muhammadiyah yang lahir untuk mementingkan pendidikan dan pengajaran yang berdasarkan Islam, baik pendidikan di sekolah/madrasah ataupun pendidikan dalam masyarakat. Maka tidak heran sejak berdirinya Muhammadiyah membangun sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dan mengadakan tabligh-tabligh, bahkan juga menerbitkan buku-buku dan majalah-majalah yang berdasarkan islam. Diantara sekolah-sekolah Muhammadiyah yang tertua dan jasanya ialah:

1.      Kweekschool Muhammadiyah Yogya.
2.      Mu’allimin Muhammadiyah, Solo, Jakarta.
3.      Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta.
4.      Zu’ama/Za’imat Yogyakarta.
5.      Kuliyah Mubaligin/mubalighat, padang panjang.
6.      Tablighschool Yogyakarta.
7.      H.I.K Muhammadiyah Yogya.


3 komentar to ''Peran Muhammadiyah dalam Pendidikan Indonesia"

ADD COMMENT