News Ticker

Apakah Muhammadiyah Akan Berpolitik?

By Unknown - Selasa, 20 Mei 2014 No Comments
Gerakan Non-Politik
Masa-masa sekarang adalah masa-masa yang cukup berat bagi ormas-ormas islam. Katakan saja NU sebagai ormas islam terbesar. Sekarang NU sudah menjadi terbelalak dengan ikutnya sebagian warga NU yang tergoda dengan politik. Pada masa pemilu sekarang NU akan di ambang dualisme. Antara ikut berpartisipasi ria dengan politik ataukah mempertahankan khittahnya sebagai ormas dahwah islam. Demikian juga Muhammadiyah menjadi tantangan besar dalam sikapnya mengenai perpolitikan di Indonesia. Akan tetapi Muhammadiyah secar tegas mengatakan bahwa Muhammadiyah tidak akan terlibat dalam politik, baik praktis maupun nyata. Sebagai gerakan masyarakat sipil, Muhammadiyah akan mengambil peran dalam politik kebangsaan dan memilih hubungan proporsional dengan negara. Muhammadiyah akan bersikap proporsional dalam kehidupan bernegara. Sikap proporsional tersebut merupakan watak dasar Muhammadiyah karena ormas ini juga turut serta mendirikan Indonesia.

Muhammadiyah sendiri sejak semula memandang kehidupan politik sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam. Dalam konsep “Rumusan pokok-pokok persoalan tentang khittah perjuangan muhammadiyah” yang diajukan dalam mukhtamar ke-37 tahun 1968 (Hasyim, 1990: 200) terdapat pernyataan bahwa:

“...5.2 berdasarkan ayat 104 surat ali Imran (ayat yang menjadi landasan dan pendorong berdirinya Gerakan kita Muhammadiyah), dan tuntutan yang di contohkan oleh ikutan Nabi besar Muhammad Rasulullah Saw (sehingga gerakan kita ini berpendirian bahwa untuk memperjuangkan dan untuk mencapai ideologi/keyakinan hidupnya jalan satu-satunya hanyalah dengan da’wah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya. Semua itu dengan dasar pengertian bahwa ajaran islam adalah telah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik aspek kehidupan perseorangan, ataupun aspek kehidupan kelompok/kolektif, baik yang bersifat politik, ataupun yang non politik, semua ajaran yang demikian itu haruslah didakwahkan dan di-amar ma’ruf dan nahi munkarka, untuk mencapai maksut dan tujuan perjuangan muhammadiyah, ialah “menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang ebenar-benarnya”. Dakwah islam dan amar ma’ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya adalah usaha pengelolaan dan penggarapan masyarakat, mulai dari alam kenyataan/prakteknya, untuk disesuaikan dengan ajaran-ajaran Islam.”)

M.Amien Rais mengatakan : “sampai kapanpun saya yakin, Muhammadiyah tidak akan pernah terjun ke dalam kancah power politics yang dapat membahayakan kelangsungan hidupnya. Bermain langsung atau sekedar menjadi pion kekuatan-kekuatan eksternal dalam genggaman politik praktis, tidak pernah terbayangkan dalam pikiran Muhammadiyah. Alhamdulillah sampai sekarang muhammadiyah tidak pernah tergoda oleh iming-iming politik yang dapat melupakan misi pokoknya.


No Comment to " Apakah Muhammadiyah Akan Berpolitik? "